Selasa, 26 Maret 2019

Terlalu Indah


kita harus menerima bahwa
memang tak ada kisah yg bisa sempurna
seperti yg selalu diimpikan
dan mimpi tak selalu jadi kenyataan

ada awal dan ada akhirnya
yg mungkin tak dapat terurai semua
ada duka, ada bahagia
yg mungkin tak akan pernah terlupa
dan hatiku berkata

selamat jalan kekasih
manis yg berujung perih
kisah yg sungguh terlalu indah
kini semua berakhir sudah

selamat jalan kekasih
walau teramat sangat perih
namun aku pasti coba
untuk jalani…


The Rain

Kamis, 21 Februari 2019

Waktu,


Aku ingin mengucapkan terimakasih kepada waktu.
Oleh karena ia, hal yang tidak pernah berarti  bisa menjadi penuh makna.
Hal yang tidak pernah tersangkut di kepala bisa menjadi kenangan.
Oleh karena waktu, yang tadinya selalu teringat pelan-pelan akan terlupakan, yang tadinya luka akan menjadi bunga-bunga.
Jangan khawatir, waktu akan mengajarimu caranya.

Bangun,
Yang sudah pernah ada tidak harus selalu ada,
Yang telah tersusun masih bisa dibongkar,
Yang sudah pada tempatnya masih bisa diganti, periksa

Periksa
Lihat kembali yang sudah disepakati,cerna dengan kepala.
Ada hal yang ganjil dan tidak seharusnya, ubah

Sadar, berpikir
Berdialog menggunakan kepala.
Sadar dan berfikir, biarkan kata-kata tumbuh di kepala, biarkan imajinasi mengembara.

Sering terjadi moment seperti ini:
Sekali waktu punya banyak hal yang ingin diucapkan, tapi seiring waktu berjalan pelan-pelan semuanya menjadi tidak penting lagi.
Biarkan perasaan menguap ke udara, atau menjadi kekal abadi dalam ingatan, sehingga tidak ada yang perlu dibicarakan.

Tidak semua orang berhak untuk sebuah penjelasan, sebagian besar dari mereka cukup kita beri senyum dan kalimat, “aku baik-baik saja”.

Mencintai seseorang dengan santai adalah hal yang melegakan. Cinta yg tanpa energi posesif, cinta tanpa emosi negatif lainnya. Kita hanya bisa mencintai seseorang dengan cinta yg murni, tanpa memaksa untuk memiliki dan menyakitinya, ketika orang tersebut tidak kita miliki.


Yang indah di kejauhan hanya tergapai oleh mata, yang kekal dalam kenangan akan terus mengisi jiwa.


#residu

Senin, 13 Agustus 2018

Nasehat Lama

Jakarta, 26 Agustus 2016

Terimakasih, nasehat lama itu benar sekali. Aku tidak akan menangis karna sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karna sesuatu itu telah terjadi.

Terimakasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu kebahagiaan besar dihidupku. Masa lalu, rasa sakit, mimpi-mimpi semua akan berlalu ibarat sungai yang mengalir.

Terimakasih, darimu aku banyak belajar. Salah satunya menjadi dewasa ketika bisa mengikhlaskan sesuatu yg berharga. aku tau, luka akan sembuh kalo dia diberi ruang. Semua kata2mu benar, ngga sdikitpun aku lupa. Karna cinta ibarat sebuah pertempuran, dan pemenangnya adalah yang memiliki ketulusan. Ketulusan memiliki atau melepaskan.
Pada akhirnya, hidup adalah tentang kemampuan menangkap sinyal dari semesta, memaknai setiap pesan yang disampaikan oleh-Nya dengan berbagai cara, lalu menghubungkan semua peran-Nya kedalam episode kehidupan sekeliling. Memahami rencanaNya dan skenarioNya memang terkadang sulit, namun menerima kehendak dan keputusan-Nya adalah yang terbaik yg harus dijalani.

Semakin banyak hal yang ingin disampaikan, rasanya semakin sulit menuliskannya. Seperti kepala yang terlalu riuh dengan pikiran-pikiran dan dada yang sesak oleh kata-kata.
Apa kamu pernah berada di situasi seperti ini: terlalu emosional, dipeluk berbagai macam perasaan. Ketika terlalu banyak yg ingin disampaikan sehingga terlalu sulit mengatakan apapun, mungkin lebih baik menutup mulut. membiarkan kata2 pudar ke ingatan, sebab kadang2 perasaan jadi lebih nyata ketika ia tidak diungkapkan.

Penerimaan yang indah, pengertian yang benar, dan pemahaman yang tulus.
Terimakasih telah menjadikanku lebih kuat dalam segala hal.




Minggu, 07 Juli 2013

Tepian Daun




           '' Kamu tau aku mencintaimu, untuk itu aku mengikhlaskanmu''
         Aku ingat, aku begitu hangat waktu itu. Entah karena demam atau Cuma sedang cemburu. Mungkin juga patah hati. Aku juga tidak tau kenapa aku layak untuk patah hati. Padahal aku dan matahari tidak pernah menjalin janji apa-apa. Hubungan kami pun ibarat sebatas dua benda yang saling memberi kabar dari jauh. Saling bertanya tentang manusia-manusia yang berlalu lalang dan anjing peliharaan yang tiba-tiba hilang. Kami sering berbicara, tentang apa saja. Aku bercerita kepadanya tentang akar yang tiba-tiba hendak melihat permukaan dan pucuk yang diam-diam ingin hidup tenang didalam kuburan. Aku juga bercerita kepadanya tentang ranting kecil yang berharap buah besar tumbuh dari tubuhnya dan batang pokok yang ternyata mulai bosan menahan kami semua.

            Namun, dia, matahari yang membuatku jatuh cinta, tidak pernah bercerita apa-apa.
Dia berkata, dia dilahirkan hanya untuk menyinari. Itu saja. Selebihnya, aku tidak tau hal lain tentang dia. Tapi aku mencintaintainya. Dan seseorang  yang sedang jatuh cinta adalah peneliti yang mahir, bukan?
           
            Maka, semenjak aku tau bahwa aku jatuh hati kepada matahari yang lahir hanya untuk menyinari, aku mencari tau tentangnya. Apapun tentang dia. Asal usulnya, sanak familinya, kerabat-kerabatnya, teman dan sahabatnya, musuhnya. Bahkan aku mencari tahu tentang sekolahnya, kampusnya, tempat mainnya, tempat dia menghabiskan waktunya saat istirahat, dan seterusnya. Sudah kubilang tadi, orang yang sedang jatuh cinta punya rasa penasaran yang bahkan bisa membunuh seekor harimau bengal.

            Tapi, aku tidak menemukan apapun tentangnya. Tidak satu pun, selain yang sudah dia beritahukan kepadaku. Bahwa dia matahari dan dia lahir hanya untuk menyinari.

Lalu, aku mulai curiga.
            Kamu tau apa yang ada dipikiranku, dipikiran setiap orang, ketika pagi berganti siang, siang menjadi sore, sore berubah petang, petang menjema malam, dan matahari kemudian menghilang? Ya, betul. Kemana lantas matahari pergi?
            Aku tidak pernah tau ini. dan dia membuaku penasaran setengah mati.
            Sejak itu aku mengenal bulan. Dia mirip matahari, tapi tidak seterang matahari. Tentu saja. Tidak ada yang bisa mengalahkan sinar matahari yang membuatku jatuh cinta. Tidak ada yang bisa menyainginya,karena dia cuma satu. Meski seluruh cahaya dari alam lain berkumpul dan bersatu untuk menundukan dia. Aku tidak bisa menemukan matahriku dimanapun, sebab aku hanya tepian daun. Aku hanya menunggu dia setiap pagi, menanti lembut sinarnya yang merayap disekujur tubuhku. Dia tidak pernah gagal membuatku merasa nyaman dan selalu hadir untuk menjadi teman.
            Oh ya, teman. Begitu pada akhirnya dia berkata kepadaku.
         “Aku hanya menganggapmu sebagai teman, sahabat” salah satu dari beratus-ratus miliar sulur cahayanya berbisik di telingaku. “Maaf, aku tidak memberitahumu selama ini, tapi aku jatih cinta kepada bulan.”
Sejak itu, cahayanya, cahaya matahari yang sempat membuatku jatuh cinta, tidak lagi terasa sama. Tidak pernah terasa sama.

            Aku tidak menyukai bulan. Sebab setiap dia ada, matahariku menjadi tidak ada.
            Kamu (matahari) datang ketika ketika aku begitu hangat, entah karena demam atau sedang cemburu. Namun, kamu seolah memahamiku. Kamu yang membuatku sejuk. Membuatku merasa beruntung lahir sebagai daun yang bisa merasakan tenang suaramu mengucap Selamat pagi.
Tapi ketika aku merasa pada akhirnya mampu jatuh cinta lagi, kamu tiba-tiba saja pergi.


ins.by: beberapa adegan di pagi hari